- Bagian-bagian tubuh yang terkena air wudhu adalah bagian tubuh terbuka. Bagian ini lah yang sering kali dihinggapi berbagai kuman penyakit, sehingga kehadiran kuman-kuman ini akan menambah kuman-kuman yang memang sudah terdapat dikulit. Menurut ilmu bacteria(mikro bacteriology), 1cm persegi dari kulit kita yang terbuka bisa dihinggapi lebih dari 5 juta bakteri yang bermacam-macam.
- Perkembangan bakteri di kulit tersebut sangat cepat. Salah satu factor yang paling memengaruhi perkembangannya adalah keseimbangan asam basa(pH). Bisa dikatakan pH permukaan kulit inilah yang melindungi tubuh dan membatasi perkembangan kuman yang menimbulkan penyakit. Ketika membasuk kulit dengan air wudhu, maka secara langsung akan memengaruhi kesimbangan pH dan kelembaban sehingga akan membuat sel kulit kembali normal.
- Manfaat wudhu bagi kesehatan sedah banyak mendapatkan perhatian ahli-ahli kesehatan. Salah satu pakar kesejatan yang melakukan kajian ilmiah tentang wudhu adalah Dr. Magomedov. Asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology (Kesehatan Umum dan Ekology) di Daghestan State Medical Academy. Menurut dokter Magomedov, wudhu dapat menstimulasi/merangsang irama tubuh alam, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titik aktif biologis. Menurut riset ini, mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.
- Kalau untuk mempelajari titik-titik refleksi Cina bisa diselesaikan dalam waktu 15-20 tahun, dengan wudhu menurut Dr. Magamedov bisa diselesaikan dengan cepat dan sederhana. Dan, keunggulan lainnya refleksi dengan wudhu tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah masuknya penyakit.
- Apa yang diungkapkan Dr. Magamedov bukan isapan jempol belaka. Ketika seseorang melakukan wudhu, 61 sampai 65 titik refleksi merupakan bagian-bagian yang terkena basuhan wudhu. Titik-titik tersebut merupakan saraf-saraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh manusia yang sering kali menimbulkan penyakit akut seperti ginjal, jantung, paru-paru, darah tinggi, dan kangker. Ketika melakukan wudhu titik tersebut akan terrefleksi sehingga selain bisa mengobati bisa juga mencegah terjadinya penyakit-penyakit akut tersebut.
- Dalam pengobatan modern guyuran air wudhu sama dengan hidroterapi atau pemijatan dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan. Ketika seseorang sedang berwudhu dan kemudian membasuh wajah, misalnya, hal ini akan memberik efek positif pada usus, ginjal, dan system saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjar pituiri dan otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin. Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.
- Dalam buku yang berjudul (“shalat : Olah raga untuk Jasmani dan Rohani”), Mokhtar Salem, mengungkapkan pendapat yang hamper senada dengan Dr. Magamedov. Menurutnya, wudhu bisa menjadi alat paling efektif untuk mencegah terjadinya kangker kulit. Dari hasil penelitian medis kangker kulit disebabkan oleh berbagai bagan kimia – baik zat-zat hasil pembuangan limbah industry maupun kosmetika-yang kemudian menempel pada kulit. Selama ini belum ditemukan cara paling jitu untuk menghindari penyakit itu. Yang sering kali dianjurkan dokter kulit baru sebatas pencegahannya, yaitu dengan membersihkan kulit secara rutin. Dan dengan wudhu anjuran dokter tersebut dapat terlaksana karena setiap hari paling tidak umat Islam melakukan wudhu lima kali dalam sehari.
- Berkaitan dengan kangker kulit, selain menguraikan bahwa air yang membasuh wajah ketika berwudhu akan dapat meremajakan sel-sel kulit muka dan membantu mencegah muncuknya keriput. Selain itu, wudhu juga meremajakan selaput lender yang menjadi gugus depan pertahanan tubuh. Proses ini penting karena salah satu tugas utama lender adalah membawa zat-zat asing yang masuk kepada sel pelindung manusia, yaitu limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B). keduanya bersiaga dijaringan limfoid dan system gatah bening serta mampu menghancurkan penyakit yang akan menggerogoti tubuh. Maka jika fungsi terganggu tubuh akan mendapat ancaman yang besar karena kehilangan kekebalan alaminya. Dan dengan melakukan wudhu fung tersebut bisa ditingkatkan daya kerjanya.
- Satu lagi bagian tubuh yang mendapatkan perhatian ketika berwudhu adalah lubang hidung. Seperti yang sudah banyak diketahui hidung merupakan organ pernafasan tempat keluar masuknya udara. Tidak selamanya udara yang dibawa masuk kedalam tubuh itu bersih. Udara yang tidak bersih tersebut menyebabkan berbagai penyakit seperti ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC dan kangker. Dengan membersihkan saluran hidung dengan air ketika wudhu maka akan melakukan pencegahan dini terhadap penyakit-penyakit tersebut.
- Selain sebagai pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit, wudhu juga bisa memperlancar aliran darah. Ketika air wudhu membasuh anggota wudhu, secara langsung akan membuat darah bereaksi sehinga bekerja bisa lebih cepat dan gesit mengalirkan darah keseluruh tubuh. Hal ini bisa terjadi karena air wudhu mengenai tubuh akan menyebabkan normalisasi suhu tubuh sebagai akibat bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan dinginnya guyuran air wudhu. Saat itu juga darah mengalir kedaerah seputar wajah, kedua tangan dan telapak kaki dengan sangat lancer.
- Lancarnya aliran darah pada seluruh tubuh(dan juga termasuk pada bagian kulit) akan membuat kelenjar kulit bekerja. Tugas kelenjar kulit ini adalah menyedot darah-darah kotor dan membuangnya keluar tubuh melalui pembuluh-pembuluh halus yabg terletak dipermukaan kulit. Maka begitu darah kotor itu keluar, air wudhu akan langsung membersihkannya. Egek dari proses ini adalah kulit di sekitar wajah dan bagian tubuh yang lain akan selalu tampak segar dan berseri-seri. Inilah mungkin alas an ilmiahnya kenapa disunnahkan membasuh bagian tubuh yang terkana air wudhu sebanyak tiga kali.
- Proses membuang darah kotor lewat permukaan kulit tersebut selain membuat kulit selalu segar dan berseri-seri juga akan membantu fungsi ginjal. Ginjal merupakan organ tubuh yang bertugas membuang zat-zat baracun lewat kencing. Ketika tugas ini telah dibantu oleh pembuluh darah yang ada dipermukaan kulit maka tugas ginjal juga akan berkurang. Artinya, berwudhu ternyata mengurangi sedikit beban berat kerja ginjal dan dampaknya bisa meminimalisir kemungkinan terkena resiko sakit ginjal.
- Ada satu lagi organ tubuh yang diuntungkan dengan lancarnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh, yaitu jantung. Tugas jantung adalah memompa darah keseluruh bagian tubuh. Semakin jauh dari bagian yang akan dipompa maka kerja jantung akan semakin besar. Daerah-daerah yang jauh itu antara lain wajah, telapak tangan dan kaki. Nah, ketika berwudhu maka jantung akan langsung bereaksi dan kemudian memompa darah dengan kuat menuju tiga anggota badan yang berjauhan itu, sehingga beban kerja jantung semakin berkurang. Ketika jantung bisa bekerja denga rileks dan normal maka hal ini akan mencegah terjadinya serangan jantung.
- Ketika berwudhu disunnahkan untuk berkumur-kumur dan bersiwak. Secara medis hal ini ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut. Sebuah penelitian mencatat bahwa 90% dari mereka yang menderita kerusakan gigi, adalah karena keteledoran dalam melakukan kebersihan mulut. Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri yang ada dimulut tidak hanya mengancam gigi dan gusi, tetapi juga mengancam system pencernaan kita, ini karena ait liur yang kita telan berasal dari mulut. Dengan berkumur-kumur dan bersiwak maka kebersihan dalam rongga mulut dan gigi akan terjamin.
Senin, 30 November 2009
WUDHU & KESEHATAN
Pengertian Tayamum, Cara, Syarat, Rukun, Sebab & Sunat Tayammum Wudhu Dengan Debu / Tanah
A. Arti Definisi / Pengertian Tayamum
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap mengutamakan air daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah ada.
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudu dengan air.
B. Sebab / Alasan Melakukan Tayamum :
- Dalam perjalanan jauh
- Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
- Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan
- Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
- Air yang ada hanya untuk minum
- Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat
- Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
- Sakit dan tidak boleh terkena air
C. Syarat Sah Tayamum :
- Telah masuk waktu salat
- Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
- Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
- Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
- Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
- Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh
D. Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :
- Membaca basmalah
- Menghadap ke arah kiblat
- Membaca doa ketika selesai tayamum
- Medulukan kanan dari pada kiri
- Meniup debu yang ada di telapak tangan
- Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku
E. Rukun Tayamum :
- Niat Tayamum.
- Menyapu muka dengan debu atau tanah.
- Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.
F. Tata Cara / Praktek Tayamum :
- Membaca basmalah
- Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi ta'aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Ta'ala).
- Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
- Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
- Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap mengutamakan air daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah ada.
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudu dengan air.
B. Sebab / Alasan Melakukan Tayamum :
- Dalam perjalanan jauh
- Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
- Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan
- Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
- Air yang ada hanya untuk minum
- Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat
- Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
- Sakit dan tidak boleh terkena air
C. Syarat Sah Tayamum :
- Telah masuk waktu salat
- Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
- Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
- Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
- Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
- Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh
D. Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :
- Membaca basmalah
- Menghadap ke arah kiblat
- Membaca doa ketika selesai tayamum
- Medulukan kanan dari pada kiri
- Meniup debu yang ada di telapak tangan
- Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku
E. Rukun Tayamum :
- Niat Tayamum.
- Menyapu muka dengan debu atau tanah.
- Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.
F. Tata Cara / Praktek Tayamum :
- Membaca basmalah
- Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi ta'aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Ta'ala).
- Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
- Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
- Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri
HIKMAH SEDEKAH
Salah satu amalan yang paling mulia di dalam Islam adalah sedekah. Sedekah adalah ibadah dengan perbuatan berbagi antar sesama atas yang kita miliki secara syah dan halal. Sedekah adalah keinginan membantu orang lain karena merasakan berat dan pedihnya penderitaan orang lain sehingga timbul keinginan untuk membantu. Keinginan untuk berbagi ini merupakan sifat mulia yang meniru sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah subhanahu wata'ala adalah Maha pemberi. Kita dianjurkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berbuat baik. Sebagaimana firman Allah Ta'ala ayat Qashas ayat 77:
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu
Karena utamanya perbuatan sedekah ini sehingga banyak terminologi atau istilah-istilah dalam Islam menggunkan kata sedekah. Misalnya amal perbuatan baik disebut dengan sedekah. Pemberian yang diwajibkan terhadap ummat Islam untuk memuliakan dan mensucikan seseorang disebut zakat, dalam al Qura'an diistilahkan juga dengan sedekah.
Firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat At-Taubah ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat tersebut diatas menjelaskan perintah untuk memungut zakat bagi muslim yang telah cukup batas kekayaanya sehingga diwajibkan untuk membayar zakat.
Dalam hal ini zakat juga disebut sebagai sedekah, yaitu sedekah harta.
Setiap perbuatan kebajikan yang kita buat dibandingkan dengan sedekah sebagai kebajikan tertinggi. Seperti Hadits dari riwayat Bukhari Muslim berikut ini:
تعدل بين اثنين صدقه وتعين ارجل دابته فتحمله عليها أوترفع له عليها متاعه صدقه, والكلام طيبة صدقه٫ وكل خطوة تمسيها إلى صلاة صدقه, وطميط الأذى عن طريق صدقه٠
Berbuat Adil diantara dua orang adalah sedekah, menolong orang mengangkatkan barangnya keatas kendaraannya atau engkau membawakan barang-barangnya, adalah sedekah, setiap perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah kaki yang dilangkahkan pergi sholat adalah sedekah, dan membuang duri dijalan adalah sedekah.
Setiap kebajikan yang kita lakukan seperti hadits diatas dibandingkan dengan sedekah.
Adapun pemberian sebagian harta kita kepada orang lain karena terasa beratnya beban yang ditanggung orang lain dan hendak meringankan beban yang diderita oleh orang lain adalah kebajikan tertinggi.
Firman Allah dalam Al-Qur'an menjelaskan kepada kita:
لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [QS: Ali Imran ayat 92]
Apapun kebajikan atau perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sampai kepada Allah sebelum kita mampu memberikan sebagian harta yang kita cintai.
Kebajikan yang bagaimana yang bernilai disisi Allah tersebut diselain memberikan sedekah pada orang lain?
Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Dalam ayat diatas Allah ta'ala menjelaskan kepada kita bahwa bukanlah suatu perbuatan rutinitas kita sehari-hari beribadah dengan menghadapkan wajah ke Timur dan kebarat tetapi tidak dengan niat yang ikhlas kepada allah merupakan suatu kebajikan tetapi kebajikan disini berarti jauh lebih dalam lagi yaitu beriman dengan sesungguhnya terhadap yang mesti diimani, membantu orang dengan memberikan sebagian harta, termasuk zakat, menepati janji, sabar, sholat dengan sungguh-sungguh kepada Allah itulah yang dinamakan kebajikan yang benar dan dilakukan oleh orang yang benar. Dan orang seperti itulah yang disebut dengan orang yang bertaqwa.
Dan semua itu tidak akan ada gunanya jika kita tidak dapat membuktikan kita bahwa kita bersungguh dan ikhlas melakukan dengan cara memberikan sebagian harta yang kita cintai.
Marilah kita renungkan ayat-ayat surat Al-Balad berikut ini:
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
فَكُّ رَقَبَةٍ
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
يَتِيماً ذَا مَقْرَبَةٍ
أَوْ مِسْكِيناً ذَا مَتْرَبَةٍ
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
Surat Al-Balad ayat 10 sampai 16
Hidup di dunia ini diciptakan dua jalan. Pertama hidup senang tetapi tidak banyak bernilai. Yang kedua hidup susah tetapi bernilai. Jalan hidup susah mendaki lagi sukar itulah yang seharusnya ditempuh oleh manusia, itulah jalan yang benar, itulah jalan yang bernilai. Tetapi sedikit orang yang mau menempuh jalan itu. Jalan itu penuh banyak pengorbanan. Yaitu jalan yang penuh pengabdian sosial. Jalan yang penuh makna kepedulian sosial bagi sesama yang susah dan penuh penderitaan. Yaitu jalan berkorban untuk membebaskan budak, memberi makan orang kelaparan, menyantuni anak yatim, dan membiayai fakir dan miskin.
Dan dalam Surat Al-Ma'un dijelaskan siapakah orang yang pendusta agama itu?
Yaitu orang yang tidak peduli pada fakir miskin, dan menelantarkan anak yatim.
Dua surat yang tersebut diatas sangat kental maknanya kepada kepedulian sosial bagi sesama muslim. Bagi yang fakir, miskin, anak yatim dan anak terlantar.
Semoga kita dapat mengambil Ibroh dan Hikmahnya. Amiin, ya Rabbal 'Alamiin.
Demikianlah sedikit yang saya sampaikan, semoga bermanfaat. Lebih dan Kurang saya mohon ma'af. Wa billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalaamua 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
HIKMAH PUASA DALAM TINJAUAN AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN
(Oleh : Fajar Adi Kusumo)
Manusia merupakan makhluk yang tertinggi derajatnya, oleh karena itu manusia diutus oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk yang tertinggi yang membedakan antara manusia dengan makhluk Allah yang lain adalah manusia dikaruniai oleh Allah dengan akal sedangkan makhluk Allah yang lain tidak. Dengan akalnya ini manusia berusaha sejauh mungkin untuk mengupas rahasia-rahasia alam karena alam semesta ini diciptakan oleh Allah dan tak akan lepas dari tujuannya untuk memenuhi kebutuhan makhluknya. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini (langit dan bumi) dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka"
(QS. Ali Imran : 191)
Ayat inilah yang membuat orang mulai berpikir untuk mencari hikmah dan manfaat yang terkandung dalam setiap perintah maupun larangan Allah diantaranya adalah hikmah yang tersembunyi dari kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang diperintahkan oleh Allah khusus kepada orang-orang yang beriman. Hal ini seperti disebutkan di dalam firman Allah yaitu :
"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"
(QS. Al Baqarah : 183)
Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat banyak baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umat (masyarakat) pada umumnya. Diantara hikmah-hikmah tersebut yang terpenting dan mampu dijangkau oleh akal pikiran manusia sampai saat ini antara lain :
a. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)
Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut. Maka sudah sewajarnyalah jika dengan berpuasa organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini terus bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.
Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin, organ-organ pencernaan tersebut diservis dan dibersihkan, sehingga setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan Insya Allah kita menjadi sehat baik secara jasmani maupun secara rohani. Hal ini memang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
"Berpuasalah maka kamu akan sehat"
(HR. Ibnu Suny dan Abu Nu’aim)
Juga dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
"Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah puasa"
(HR. Ibnu Majah)
Dalam penelitian ilmiah, kebenaran hadis ini terbukti antara lain :
1. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit yang sudah tidak dapat diobati lagi dengan penemuan-penemuan ilmiah dibidang kedokteran. Metode ini juga dikenal dengan istilah "diet" yang berarti menahan / berpantang untuk makanan-makanan tertentu.
2. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul "Al Islam wat Tibbul Hadits" menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit diantaranya kencing manis (diabetes), darah tinggi, ginjal, dsb.
3. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan.
4. Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika sukses mengobati pasiennya dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.
b. Membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani menuju kepada sifat-sifat malaikat
Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga panca indera dari perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk berzikir kepada Allah (Zikrullah). Hal ini merupakan manifestasi (perwujudan) dari sifat-sifat malaikat, sebab malaikat merupakan makhluk yang paling dekat dengan Allah, selalu berzikir kepada Allah, selalu bersih, dan doanya selalu diterima.
Dengan demikian maka wajarlah bagi orang yang berpuasa mendapatkan fasilitas dari Allah yaitu dipersamakan dengan malaikat. Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Turmudzi yaitu :
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya"(HR. Turmudzi).
Juga dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As, Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang makbul"
(HR. Ibnu Majah)
Disamping itu hikmah yang terpenting dari berpuasa adalah diampuni dosanya oleh Allah SWT sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi yaitu :
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :
"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya (mengharapkan keridla’an Allah) maka diampunilah dosa-dosanya.
(HR. Bukhari)
Juga dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu :
Dari Sahl r.a dari Nabi SAW beliau bersabda :
"Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana orang yang berpuasa ? Lalu mereka berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorangpun lagi yang dapat masuk"
(HR. Bukhari)
Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Sehingga setelah seseorang selesai menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan diharapkan ia menjadi bersih dan sehat baik jasmani maupun rohani dan kembali suci bagai bayi yang baru lahir. Amiin.
Daftar Pustaka :
- M. Noor Matdawam, Ibadah puasa dan amalan-amalan di Bulan Suci Ramadhan
- M Noor Matdawam, Pembinaan dan Pemantapan Dasar Agama
- Maftuh Ahnan, Mutiara Hadits Shahih Bukhari
- Al Qur’an
Sabtu, 28 November 2009
Macam-Macam Dosa dan Jalan Menuju Taubat
Macam-Macam Dosa
1. Dosa Besar. Yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau ancaman hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: Dosa besar itu ada 17 macam.
3. Dosa kecil yang menjadi besar
1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.
2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada kuda dan istri saya.”
3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”
4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.
5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Al Maraghi berkata: “Yang dimaksud ”terimalah taubat kami” adalah: Bantulah kami untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat dan kembali kepada-Mu.”
6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata: “Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang engkau durhakai.”
7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.
8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang berdosa.
9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat.
1. Dosa Besar. Yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau ancaman hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: Dosa besar itu ada 17 macam.
- 4 macam di hati, yaitu: 1. Syirik. 2. Terus menerus berbuat maksiat. 3. Putus asa. 4. Merasa aman dari siksa Allah.
- 4 macam pada lisan, yaitu: 1. Kesaksian palsu. 2. Menuduh berbuat zina pada wanita baik-baik. 3. Sumpah palsu. 4. mengamalkan sihir.
- 3 macam di perut. 1. Minum Khamer. 2. memakan harta anak yatim. 3. memakan riba.
- 2 macam di kemaluan. 1. zina. 2. Homo seksual.
- 2 macam di tangan. 1. membunuh. 2. mencuri.
- 1 di kaki, yaitu lari dalam peperangan
- 1 di seluruh badan, yaitu durhaka terhadap orang tua.
3. Dosa kecil yang menjadi besar
- Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)
- Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)
- Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)
- Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)
- Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)
- Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim)
1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.
2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada kuda dan istri saya.”
3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”
4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.
5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Al Maraghi berkata: “Yang dimaksud ”terimalah taubat kami” adalah: Bantulah kami untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat dan kembali kepada-Mu.”
6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata: “Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang engkau durhakai.”
7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.
8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang berdosa.
9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat.
Jumat, 27 November 2009
KEUTAMAAN SHOLAT JUM'AT
KHUTBAH JUM’AT HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba. Tanggal 18 September 2009 dari Baitul Futuh London UK PENTINGNYA SHALAT JUM’AT DI DALAM ISLAM
Terlebih dahulu saya ingin menyampaikan rasa gembira dan rasa syukur kepada Allah swt bahwa dengan karunia-Nya setiap hari Jum’at didalam bulan Suci Ramadhan ini selalu ramai sekali orang-orang datang untuk menunaikan salat Jum’at di Masjid Baitul Futuh ini, dan demikian ramainya sehingga mesjid ini penuh sampai kekurangan tempat untuk mereka. Dan terpaksa pintu-pintu dibuka sampai ke-gallery penuh dengan orang-orang yang shalat. Lebih-lebih pada hari Jum’at terakhir bulan Ramadhan yang dikenal sebagai Jum’atul wida ini banyak orang-orang yang duduk melimpah sampai keluar ruangan. Setiap anggota Jema’at harus betul-betul paham bahwa sesungguhnya menaruh perhatian lebih untuk menunaikan salat Jum’at itulah yang patut disebut Jum’atul wida yang hakiki (menyambut hari Jum’at). Demi menyambut salat Jum’at itu kita meninggalkan semua kegiatan jual-beli atau kegiatan-kegiatan lainnya agar kita meraih barkat-barkat Allah swt yang dilimpahkan didalam hari Jum’at ini. Dan sambil meraih berkat-berkat itu, sesuai dengan perintah Tuhan, setelah menunaikan salat Jum’at boleh kembali kepada kesibukan dunia disertai dengan doa dan, kita tidak boleh melupakan zikir kepada Allah swt. Dan harus berusaha menunaikan ibadah-ibadah lagi sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Keluar dari masjid setelah menunaikan salat Jum’at hari ini kita harus mempunyai kerinduan untuk menyambut Hari-hari Jum’at berikutnya. Sehingga kita tidak perlu menunggu Jum’atul wida yang tampil hanya satu tahun sekali pada penghujung bulan Ramadhan itu. Jangan sampai orang-orang yang mempunyai rasa takut hakiki kepada Tuhan menjadi lupa bahwa masih ada lagi sebanyak 51 atau 52 kali Jum’at dalam setahun, yang untuk menyambutnya demikian penting seperti menyambut hari Jum’at terakhir bulan Ramadhan ini. Boleh saja hari Jum’atul wida ini disambut secara khas terutama oleh orang-orang yang mempunyai kemalasan sepanjang tahun untuk menunaikan salat Jum’at, pada hari Jum’at ini kita harus berjanji bahwa seperti menyambut hari Jum’at terakhir bulan Ramdahan ini kita akan menyambut setiap hari Jum’at yang akan datang berikutnya. Akan tetapi setelah selesai menunaikan salat Jum’at hari ini kita tidak boleh lupa kepada semua keburukan, kemalasan, kelalaian, kekurangan, bahkan sebaliknya akan selalu ingat dan berusaha meninggalkan semua keburukan itu, kemudian akan berusaha memperbaiki diri. Dengan karunia Allah swt seperti pemandangan yang tengah kita saksikan dimesjid Baitul Futh ini yang sangat menggembirakan, saya mengharapkan semoga dimesjid-mesjid Jema’at lainnya diseluruh dunia memperlihatkan pemandngan seperti in juga. Dan saya berdoa semoga keadaan ramainya mesjid seperti ini diwaktu menunaikan salat Jum’at tetap berjalan seperti ini. Bahkan untuk selalu mencapai keadaan seperti ini setiap orang Ahmadi juga harus berdoa. Seperti pada zaman sekarang ini setiap orang Ahmadi mempunyai tanggung jawab sangat besar sekali, sebab telah terbukti dari ayat Qur’an surat Al Jum’at ruku terakhir yang telah saya tilawatkan pada permulaan Khutbah ini, yang dimulai dengan seruan : “Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila kalian dipanggil untuk menunaikan salat Jum’at maka hanya satu yang kalian harus lakukan, yaitu salat Jum’at. Semua pekerjaan lainnya harus ditinggalkan.” Jika kita baca ayat sebelumnya, disitu nampak sedang dibahas tentang orang-orang Yahudi yang sebelumnya telah diturunkan kepada mereka Kitab Taurat namun mereka tidak mengamalkannya. Selain itu mereka telah menolak Hazrat Rasulullah saw sekalipun nubuwatanya telah dijelaskan kepada mereka. Memang mereka harus menolak, sebab mereka telah melupakan ajaran kitab mereka itu. Dan mereka sudah terbiasa mengemukakan berbagai macam alasan, sebagaimana Allah swt berfirman bahwa mereka telah meninggalkan perbuatan amal saleh yang diwajibkan atas mereka. Keadaan mereka dimisalkan seperti seekor keledai memikul muatan kitab-kitab, mereka telah melupakan kewajiban ibadah setiap minggu yang telah diwajibkan atas mereka, yaitu hari Sabbat yang merupakan hari khas bagi mereka untuk beribadah kepada Allah swt, namun telah mereka lupakan bahkan pada hari khas itu mereka melakukan berbagai macam perbuatan yang tidak disukai oleh Allah swt. Bagaimanapun Hari Sabat adalah hari muqaddas hari khas dan berberkat yang telah ditetapkan oleh Allah swt bagi orang-orang Yahudi untuk melakukan ibadah kepada-Nya. Didalam hari itu telah ditetapkan beberapa batasan dan larangan yang harus ditaati oleh orang-orang Yahudi. ?Seperti telah dijelaskan didalam Kitab Suci Alqur’an sebagai berikutt: ???????? ?????????? ?????????? ?????????? ???????? ???? ????????? ????????? ?????? ????????? ???????? ?????????? Artinya: “Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui orang-orang diantara kamu yang melanggar peraturan mengenai Hari Sabat. Maka Kami berfirman kepada mereka: Jadilah kamu sekalian kera yang hina". (Al Baqarah : 66) Oleh sebab perlakuan demikian itu orang-orang Yahudi telahpun mendapat hukuman dari Allah swt. Setelah menjelaskan keadaan orang-orang Yahudi demikian Allah swt mengingatkan orang-orang Mukmin bahwa mereka harus menunaikan Salat Jum’at. Dan jelaslah dari peristiwa itu, apabila orang-orang Mukmin tidak mau menunaikan hak kewajiban hari yang muqaddas (suci) ini maka hukuman seperti yang telah menimpa orang-orang Yahudi-pun bisa berlaku terhadap diri orang-orang mukmin. Sebagaimana bagi setiap kaum mempunyai hari berberkat seperti hari Sabat itu, bagi orang-orang Mukmin juga mempunyai Hari Sabat atau hari muqaddas yaitu hari Jum’at. Maka setiap orang Muslim harus menjaga dan memenuhi hak kewajiban hari muqaddas ini yaitu hari Jum’at dan didalamnya harus banyak-banyak memanjatkan doa dan berzikir kepada Allah swt. Cara memenuhi hak kewajibannya adalah, apabila dipanggil untuk salat Jum’at, maka orang-orang mukmin harus segera meninggalkan semua pekerjaan dan semua kegiatan bisnis atau perniagaan mereka dan segera pergi menuju Masjid untuk menunaikan salat Jum’at dan mendengarkan khutbah Imam yang telah ditetapkan. Jika seandainya alasan dibuat-buat bahwa pada zaman sekarang ini banyak sekali kebisingan, kami tidak bisa mendengar suara azan, maka sesungguhnya untuk itu Allah swt telah menyediakan sarana lain untuk memantau atau mengetahui dengan pasti tibanya waktu untuk salat Jum’at, yaitu berupa jam. Didalam Hand Phone juga berbagai macam suara bisa direkam dan bisa dijadikan alat untuk mengingatkan tibanya waktu salat Jum’at (dengan alarm system). Suara azanpun bisa direkam didalam Hand Phone untuk mengingatkan tiba waktunya salat Jum’at. Orang yang ada disekitar juga bisa mendengar suara azan itu sehingga dia bisa menjadi sarana untuk tabligh. Pendeknya kewajiban salat Jum’at sama-sekali tidak boleh dilalaikan. Sehubungan dengan itu Hazrat Khalifatul Masih I r.a. bersabda: “Pada zaman ini yang dimaksud dengan ????????? ?????????? ?????????? 9 (ya ayyuhalladziina aamanu) wahai yang orang-orang beriman maksudnya yang diseru itu adalah orang-orang yang telah beriman dan menjadi murid-murid Hazrat Masih Mau’ud a.s. Memang tidak ragu-ragu lagi yang diseru itu seluruh orang-orang beriman, akan tetapi kenyataannya bahwa kepentingan menunaikan salat Jum’at ini telah dikaitkan dengan kedatangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. secara khas sehingga mempunyai kedudukan yang sangat penting sekali. Orang-orang Muslim non Ahmadi, sekalipun mereka menamakan diri orang-orang Muslim, menamakan diri orang-orang mukmin, disebabkan mengingkari dakwah Hazrat Masih Mau’ud a.s. mereka menjadi orang-orang yang tepat penyempurna firman Tuhan berikut ini: ???????????????? ???????? ????????? ?????????????? ????????? Artinya : Adakah kamu beriman kepada sebagian Alkitab dan ingkar kepada sebagian lainnya? (Albaqarah : 86) Jadi Mukmin hakiki adalah yang sungguh-sungguh beriman kepada setiap hukum Alqur’an dari awal sampai akhir, sejak dari zaman Adam a.s. sampai kepada zaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. yaitu beriman kepada semua Nabi-nabi. Jadi hari Jum’at ini harus diberi perhatian yang sangat penting sebab ia merupakan tanggung jawab kita yang sangat besar sekali sehingga untuk itu kita tinggalkan semua kegiatan perniagaan. Zaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. ini sangat erat kaitannya dengan berbagai macam perniagaan, dan setiap jenis perniagaan telah mencapai puncak kemajuan yang luar biasa. Dari persediaan stock market yang kian meningkat bisa diperhitungkan sampai dimana kemajuan ekonomi suatu negara. Kesibukan perniagaan demikian ketatnya jika lengah sekejap matapun akan menjadi penyebab kerugian yang sangat besar. Kesibukan seperti dizaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. sekarang ini tidak pernah terjadi dimasa sebelumnya. Sehingga nilai pentingnya waktu sangat diarasakan semakin meningkat. Walaupun demikian Allah swt berfirman: “Betapapun besarnya perniagaan dan berapapun banyaknya waktu yang diperlukan untuk itu sedikitpun tidak ada nilainya dibanding dengan pentingnya ibadah Jum’at kita. Dengan melupakan semua kepentingan perniagaan dan berapapun besarnya kerugian yang akan dihadapi menurut perhitungan manusia, menyambut seruan Tuhan untuk ibadah Jum’at jauh lebih penting sekali. Bagi perniagaan kecil ataupun menengah-pun tidak ada alasan yang bisa dibuat untuk meninggalkan ibadah Jum’at ini. Jadi kita orang-orang Ahmadi adalah orang-orang mukmin zaman sekarang, yang mempunyai kewajiban penuh untuk menjaga ibadah Jum’at jangan sampai tercecer. Barulah kita akan memperoleh berkat-berkat hakiki dari bimbingan dan petunjuk Imam Zaman, Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Dan barulah kita akan mampu menyerap rahmat dan karunia-Nya untuk meraih keridhaan-Nya. Berkenaan dengan pentingnya ibadah Jum’at didalam riwayat yang disampaikan oleh Hazrat Abu Hurairah r.a. Hazrat Rasulullah saw telah bersabda: “Dihari Qiamat sekalipun kita termasuk golongan kaum akhirin namun kita akan menjadi golongan assaabiquun (maju paling dahulu), hari yang istimewa telah diwajibkan kepada mereka (orang-orang Yahudi) untuk beribadah lebih awal dari kita, namun mereka sudah tidak menghargainya lagi dan didalamnya mereka saling bertentangan satu sama lain, sehingga Allah swt berpaling dari mereka dan menaruh perhatian kearah kita untuk memberi bimbingan. Sekarang mereka itu akan datang dibelakang kita, orang-orang Yahudi akan datang satu hari sesudah kita dan orang-orang Nasrani akan datang hari esoknya lagi (lusa).” Hadis tersebut terdapat didalam Kitab Hadis Bukhari Babul Jum’at dan hadis tersebut sangat diperlukan penjelasannya. Diantaranya saya ingin memberitahukan bahwa Hazrat Khalifatul Masih II r.a. telah menugaskan Hazrat Sayed Waliullah Shah Sahib r.a. untuk menghimpun hadis-hadis dari Kitab Hadis Bukhari lalu memberi penjelasan sesuai dengan keperluannya. Sekarangpun telah saya perintahkan untuk melanjutkan karya itu dan alhamdulillah beberapa jilid dari Kitab Hadis Bukhari dan Kitab Hadis Muslim juga sudah selesai dicetak. Bagaimanapun Hazrat Shah Sahib r.a. telah menulis penjelasannya tentang hadis tersebut secara panjang lebar. Didalam hadis itu diterangkan tentang diwajibkannya salat Jum’at dan tentang pentingnya ibadah Jum’at itu. Beberapa fuqaha (ahli fiqih) telah menjelaskan juga bahwa ibadah Jum’at bukanlah fardu kifayah (artinya dengan hanya beberapa orang yang melaksanakan sudah cukup), melainkan fardu ‘ain (wajib) bagi semua, seperti wajibnya menunaikan salat lima waktu, tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan. Setelah itu dibahas tentang arti Sabat menurut lughat. Dan didalam tarikh orang-orang Yahudi dikatakan bahwa dahulu Hari Sabat mereka itu juga ditetapkan Hari Jum’at bagi orang-orang Yahudi. Namun mereka telah merubahnya menjadi Hari Sabbat (Sabtu). Hazrat Shah Sahib menjelaskan bahwa perkataan Sabbat menurut arti lughat adalah rehat (istirahat) dengan meninggalkan semua kegiatan kerja. Dan menurut istilah Sabbat artinya : Meninggalkan semua kegiatan sepenuhnya lalu sibuk didalam ibadah kepada Allah swt. Pada Hari Sabbat itu telah ditetapkan secara khas bagi Bani Israil semata-mata untuk beribadah kepada Allah swt seperti yang telah disebutkan didalam Kitab Keluaran Bab 31 ayat 14 sampai dengan 16. Namun akhirnya hukum Ilahi ini telah dilupakan dan diabaikan oleh mereka dan tidak dilaksanakan lagi. Oleh sebab itu mereka mendapat hukuman dari Allah swt. Hari Jum’at bagi orang-orang Mukmin tidak seperti Hari Sabat telah ditetapkan kepada Kaum Bani Israil. Tentang itu Allah swt telah menjelaskan didalam Kitab Suci Alqur’an sebagai berikut : ???????? ?????? ????????? ????? ?????????? ???????????? ?????? artinya : Sesungguhnya Hari Sabbat telah dijadikan ujian bagi mereka yang telah melakukan perselisihan paham tentang itu. (An Nahl:125) Maksud ayat ini bukanlah Hari Sabtu itu ditetapkan pada hari ketujuh. Jika orang-orang Kristen bisa merubah waktu hari Sabtu kepada Hari Minggu, maka orang-orang Yahudi juga tidak jauh dari perkiraan telah merubah hari Jum’at menjadi Hari Sabbat, sebagai bukti tarikh dan sumber-sumber lainnya telah membenarkannya, bahwa orang-orang Yahudi juga pada masa pelarian dari negeri mereka disebabkan kekerasan dimasa Kerajaan Babilon dan Kerajaan Persia yang cukup lama telah dipengaruhi oleh akidah dan perbuatan-perbuatan syirik bangsa-bangsa itu. Dan disebabkan pengaruh syirik bangsa-bangsa itu mereka telah merubah akidah asas dan meninggalkan adat kebiasaan mereka sendiri. Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu pernah menganggap Hari Jum’at itu hari suci mereka. Maka sesuai keputusan penguasa Bangsa Rumania dan keputusan hakim-hakim mereka nampak dengan jelas sekali pada Hari Jum’at dan hari Sabat secara hukum terdapat larangan bagi orang-orang Yahudi tidak boleh dipanggil kepengadilan pada kedua hari tersebut. Akhirnya dari tarikh telah terbukti bahwa orang-orang Yahudi telah banyak melakukan pelanggaran terhadap Sabbat sehingga para Anbiya-pun mengatakan bahwa musibah dan azab telah banyak menimpa mereka disebabkan pelanggaran-pelanggaran itu. Hazrat Nabi Musa a.s. juga telah menubuwatkan bahwa pelanggaran terhadap Sabbat akan menjadi penyebab jatuhnya Kaum Bani Israil. Semua kenyataan itu telah membuktikan kebenaran sabda Hazrat Rasulullah saw yang telah disebutkan diatas. Setelah 1500 tahun kemudian, dengan karunia Allah swt, orang-orang Mukmin pada masa sekarang berusaha keras untuk menunaikan salat Jum’at bagaimanapun kerasnya halangan dan hambatan yang mereka hadapi didalam kehidupan mereka. Penduduk sebuah kota yang ramai dengan orang-orang Muslim, diantara mereka pasti pergi menunaikan ibadah Jum’at walaupun sedikit. Dan selama mereka patuh berkumpul untuk menunaikan ibadah pada Hari Jum’at itu, mereka akan terus memperoleh barkat-barkat dari Allah swt. Dan pada zaman sekarang ini, sebagaimana telah saya katakan sangat erat hubungannya dengan dibangkitkannya Hazrat Masih Mau’ud a.s.. Oleh sebab itu ibadah Jum’at memiliki banyak barkat dan memiliki kepentingan yang lebih besar lagi. Itulah sebabnya setiap orang Ahmadi harus mematuhinya dan menaruh perhatian secara khas terhadap ibadah Jum’at. Jadi, sesuai dengan sabda Hazrat Rasulullah saw Allah swt sentiasa memberi bimbingan kepada kita untuk melaksanakan ibadah Jum’at itu. Hal itu menjadi kewajiban kita semua untuk selalu siap menunaikan perintah itu, supaya kita jangan menjadi mangsa hukuman atau azab Tuhan disebabkan melakukan pelanggaran terhadap perintah itu. Didalam Kitab Suci Alqur’an Allah swt telah memberitahu peristiwa-peristiwa mengerikan yang telah menimpa kaum Yahudi atau Bani Israil, oleh sebab itu kita harus berjaga-jaga jangan sampai peristiwa-peristiwa semacam itu menimpa diri kita. Sesungguhnya mula-mula orang-orang Yahudi telah memulai ibadah khas itu pada Hari Jum’at, sebagaimana telah dibuktikan dari Tarikh oleh Hazrat Syah Waliullah Shah Sahib, namun kemudian mereka merubah dan meninggalkannya. Memang mereka harus meninggalkan hari khas mereka itu dan menggantinya dengan hari lain. Hal itu telah dibuktikan kenyataannya dari hadis-hadis Rasulullah saw. Mereka telah meninggalkan hari Jum’at itu, sebab Hari Jum’at itulah yang memang akan menjadi Hari yang sangat berberkat bagi Nabi Muhammad saw dan ummat beliau. Sehingga Hazrat Rasulullah saw telah menjelaskan secara terbuka mengapa kedudukan Hari Jum’at itu sangat penting bagi kita. Sebab Jum’at adalah hari lahir dan hari wafat Nabi Adam a.s. Dan Hazrat Adam a.s. mempunyai martabat khas dari segi bermulanya kehidupan keruhanian kita. Tentang mana Allah swt telah menurunkan firman-Nya dengan jelas didalam Kitab Suci Alqur’an. Dan Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga telah dipanggil dengan nama Adam a.s. oleh Allah swt. Dan pada zaman sekarang ini kehidupan kembali Agama Islam sangat erat hubungannya dengan beliau a.s. Jadi, pemeliharaan terhadap nilai hari Jum’at sangat penting sekali bagi orang-orang Ahmadi. Selama kita bersemangat memeliharanya maka kita akan selalu memperoleh banyak berkat dari padanya dan barkat-barkat itu sangat erat kaitannya dengan dibangkitkannya Hazrat Masih Mau’ud a.s. Berkenaan dengan sangat pentingnya ibadah Hari Jum’at saya akan kemukakan beberapa Hadis Rasulullah saw. Diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Hazrat Aos r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Hari-hari kamu yang paling istimewa adalah hari Jum’at, sebab pada hari itu Hazrat Adam lahir dan pada hari itu juga beliau wafat, pada hari itu ruh ditiupkan dan pada hari itu beliau jatuh pingsan, oleh kerana itu banyak-banyak-lah mengirim shalawat pada hari itu kepadaku, sebab shalawat kalian pada hari itu juga dipersembahkan Tuhan kepada-ku” Hadis berikutnya yang diriwayatkan oleh Abu Lubabah r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Hari Jum’at adalah penghulu semua hari. Dan hari itu hari yang paling agung disisi Tuhan dan hari Jum’at itu lebih besar dari yaumul Adha dan dari yaumul Fitri disisi Tuhan. Hari itu mempunyai lima macam kelebihan. Pertama, pada hari itu Allah swt melahirkan Hazrat Adam a.s. Kedua, pada hari itu Allah swt menurunkan Hazrat Adam keatas bumi. Ketiga, pada hari itu Allah swt mewafatkan Hazrat Adam a.s. Keempat, pada hari itu terdapat satu saat yang khas, apapun yang diminta oleh manusia pada saat itu kecuali barang haram, dikabulkan oleh Allah swt. Kelima, pada hari itu juga Qiamat akan terjadi. Pada hari itu semua Malaikat, langit, bumi, lautan dan gunung-gunung akan gemetar ketakutan. Dari hadis-hadis tersebut menjadi jelas bahwa betapa pentingnya hari Jum’at itu. Sebagaimana Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Banyak-banyaklah kalian mengirim shalawat kepada-ku”. Dan pada hari Jum’at harus betul-betul mendapat perhatian secara khusus untuk mengirim shalawat kepada beliau saw, sebab dikabulkannya doa-doa sangat erat sekali kaitannya dengan membaca shalawat kepada Hazrat Rasulullah saw. Didalam Alqur’anul Karim Allah swt berfirman: ????? ??????? ?????????????? ??????????? ????? ??????????? ???????????? ?????????? ????????? ???????? ???????? ???????????? ??????????? Artinya: “Sesungguhnya Allah mengirimkan rahmat-Nya kepada Nabi ini dan para Malaikat-Nya mendoakan dia. Wahai orang-orang mukmin !! Kamupun harus mengirimkan shalawat atas dia , Nabi ini, dan sampaikanlah salam kepadanya dengan doa keselamatan.” (Al Ahazab 57) Maka sesuai dengan sabda Hazrat Rasulullah saw bahwa pada hari Jum’at itu terdapat satu saat yang menjadi terkabulnya doa, jadi doa yang telah diajarkan oleh Allah swt, yaitu cara untuk mengirimkan shalawat kepada beliau, jika hal itu kita lakukan maka doa-doa yang dipanjatkan pada waktu-waktu lain, berkat doa atau shalawat yang dikirmkan pada hari Jum’at itu akan memberi kesan kemakbulan juga kepadanya. Jadi, mengirim shalawat kepada Hazrat Rasulullah saw pada hari Jum’at harus kita perhatikan dan kita jaga sepenuhnya. Dan juga merupakan karunia Allah swt bahwa setelah menunaikan ibadah Jum’at orang-orang Muslim diizinkan untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan pekerjaan atau perniagaan mereka, tidak diwajibkan beribadah sehari penuh. Akan tetapi izin itu mempunyai syarat-syaratnya. Pertama, jangan lupa berzikir kepada Allah swt. Kedua, mencari karunia Allah swt. Orang-orang yang selalu ingat kepada hal itu, apabila ia sedang bekerja ia akan ingat bahwa pekerjaan yang tengah ia lakukan itu sesuai atau tidak dengan firman Allah swt, yaitu carilah karunia dari pada-Ku, maka serentak akan timbul pikiran didalam hatinya, jangan-jangan pekerjaannya itu dipengaruhi keserakahan benda-benda duniawi. Semoga kegiatan bisnis-ku, kegiatan pekerjaan-ku, kegiatan jual-beliku sesuai dengan peraturan-peraturan yang bisa membawa kejalan taqwa kepada Allah swt. Jangan sampai saya berpendapat, oleh karena kegiatan bisnis ini sifatnya duniawi, sebab itu penipuan-pun bisa diperbolehkan. Tidak, sekali-kali tidak. Abila yang dicari itu karunia Allah swt, maka setiap urusan kita harus bersih dan transparant. Yang kedua beliau bersabda bahwa kita harus banyak-banyak berzikir mengingat Allah swt. Dari hal itu semua tentu akan timbul pikiran bahwa kita harus menjaga kegiatan ibadah kita kepada Allah swt jangan sampai lalai. Keduanya, jika pekerjaan-ku ini baik tentu akan mendapat kemajuan yang baik, sebabnya saya tawakkul sepenuhnya kepada Allah swt. Selanjutnya didalam ayat terakhir Surah Jum’at itu difirmankan : ????????? ?????? ????????????? artinya : dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi Rizki.” (Al Jum’at : 10-12) . Jika terdapat berkat didalam urusan niaga, maka pasti barkat itu turun dari Allah swt. Jika mendapat relasi atau koneksi dalam bisnis, itu juga karena kurnia dari Allah swt. Oleh sebab itu pada zaman ini apabila kalian telah menerima kebenaran Hazrat Masih Mau’ud a.s. maka semua keserakahan duniawi, keburukan dan permainan sia-sia harus jauh dari kalian. Jika hal itu semua tidak dibuang jauh-jauh maka keadaan kalian akan seperti orang yang telah bai’at kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. siap mengurbankan jiwa-raga, harta dan kehormatan, akan tetapi Hazrat Masih Mau’ud a.s. kalian tinggalkan berdiri sendirian. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bermaksud untuk mengumpulkan kalian dan membawa kalian masuk kedalam Jema’at beliau a.s., namun setelah itu kalian melupakan-nya semua. Setiap orang Ahmadi harus selalu ingat untuk datang ke mesjid demi menjalankan ibadah Jum’at, atau jika belum ada mesjid hendaklah berkumpul di salah satu tempat atau rumah untuk ibadah Jum’at. Maka hari Jum’at terakhir bulan Ramadhan ini jangan hanya untuk memperlihatkan penuhnya mesjid untuk beribadah Jum’at hari ini saja. Melainkan sepanjang tahun pemandangan seperti ini harus nampak kepada kita, sehingga masjid kita sudah semakin sempit untuk menampung orang-orang yang beribadah Jum’at. Saya akan kemukakan hadis-hadis lain lagi mengenai pentingnya ibadah Jum’at, sehingga akan diketahui beberapa masalah tentang Jum’at. Diriwayatkan oleh Hazrat Jabir r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Setiap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya telah diwajibkan diatas mereka untuk menunaikan salat Jum’at pada hari Jum’at, kecuali orang sakit, musafir, perempuan, anak-anak dan ghulam atau sahaya. Barangsiapa yang melalaikan ibadah Jum’at disebabkan kelalain dan perniagaan maka Allah swt akan berlaku tidak acuh kepadanya. Sesungguhnya Allah swt Maha Ghani dan Maha Terpuji.” Hazrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : “Terhadap amal-amal kebaikan yang dilakukan pada hari Jum’at Allah swt memberi ganjarannya berlipat kali ganda”. Jadi setiap kebaikan yang dikerjakan pada hari Jum’at selain dari pada ibadah Jum’at Allah swt memberi ganjarannya berlipat-lipat kali ganda. Sesungguhnya tidak ada kebaikan lain lagi selain dari pada mengamalkan hukum-hukum Allah swt. Dan hukum-hukum itupun sudah termasuk didalam kewajiban yang harus dilaksanakan. Maka datang ke mesjid untuk menunaikan salat Jum’at adalah amalan yang paling besar untuk meningkatkan kebaikan. Dan amalan itulah yang bisa membedakan dan untuk mengenal siapa mukmin sejati dan siapa orang munafiq. Sebagaimana terdapat didalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Hazrat Ibnu Abbas r.a. katanya, Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan salat Jum’at tanpa alasan maka didalam daftar amalan manusia akan ditulis munafiq, yang tidak bisa dihapus daripadanya dan tidak pula bisa dirubah.” Didalam sebuah riwayat lagi yang disampaikan oleh Hazrat Abu Jiyad Bin Ambri r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang malas datang untuk salat Jum’at sebanyak tiga kali bertutut-turut maka Allah swt memberi noda dihati orang itu. Apabila noda itu sudah melekat didalam hatinya maka kekuatan-nya untuk melakukan amal-amal saleh akan semakin berkurang terus-menerus”. Dari Hazrat Salman Farsi r.a. diriwayatkan katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dan melakukan kebersihan dirinya sesuai kemampuannya, menggunkan minyak dan minyak wangi, kemudian keluar menuju Masjid untuk salat Jum’at, sampai dimesjid ia lakukan salat yang diwajibkan kemudian apabila Imam mulai membaca Khutbah ia menyimaknya dengan senyap, maka semua dosa-dosanya diantara kedua Jum’at yang lepas dan Jum’at yang sedang berjalan akan diampuni oleh Allah swt. Sebuah riwayat lagi yang disampaikan oleh Hazrat Abu Hurairah r.a.katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Pada Hari Jum’at para Malaikat berdiri didepan pintu-pintu Mesjid. Dan mereka menulis nama orang-orang yang pertama datang ke mesjid, dan misal orang yang datang pertama ke mesjid ganjarannya seperti orang yang mengurbankan seekor unta. Dan yang datang sesudah itu ganjarannya seperti orang yang telah mengurbankan seekor lembu. Bagi yang datang sesudah itu akan menerima ganjaran seperti orang telah mengurbankan seekor domba, lalu yang datang kemudian lagi ganjarannya seperti orang yang mengurbankan seekor ayam dan yang datang terakhir ganjarannya akan diterima seperti orang yang telah mengurbankan sebutir telur". Kemudian bersabda: “Apabila Imam sudah berdiri diatas mimbar, maka para Malaikat menutup buku Registrasinya masing-masing kemudian mereka mulai berzikir apabila Imam mulai menyampaikan Khutbah”. Didalam hadis tersebut dijelaskan mengenai ganjaran dan peringatan untuk mendengarkan khutbah. Didalam suatu Majlis dimana para Malaikatullah juga duduk bersama-sama bisa dibayangkan betapa berberkatnya Majlis itu. Terdapat sebuah riwayat lagi yang disampaikan oleh Hazrat Ibnu Abbas r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang bercakap pada hari Jum’at diwaktu Imam sedang berkhutbah maka ia diumpamakan dengan seekor keledai yang bermuatan buku-buku diatas punggungnya dan barangsiapa yang berbicara untuk melarang orang lain bercakap maka batallah salat Jum’atnya”. Jadi, bercakap untuk melarang orang lain-pun supaya berhenti bercakap tidak diperbolehkan. Jika ada kanak-kanak berbuat bising hendaklah dipegang anak itu lalu dibawa ketempat lain. Dan jika ada orang bercakap-cakap diwaktu Imam sedang berkutbah hendaklah dilarang dengan isyarah tanpa mengeluarkan suara. Hazrat Jabir Bin Abdullah r.a. meriwayatkan katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang terlambat datang ke mesjid dan Imam sedang berkhutbah maka ia harus segera mengerjakan sunnah dua raka’at dengan ringkas, setelah itu dengarkanlah khutbah.” Hazrat Umar r.a. meriwayatkan katanya: “Saya bersama Abdullah Bin Mas’ud pergi untuk salat Jum’at. Kami lihat di Mesjid sudah ada tiga orang datang lebih dahulu dan yang keempat saya sendiri. Dan saya mendengar Hazrat Rasulullah saw bersabda bahwa: “Pada Hari Qiamat manusia akan duduk dihadapan Allah swt sesuai dengan saf (barisan) yang biasa dilakukan pada Hari Jum’at, baris pertama, kedua, ketiga, keempat dan baris keempat tidaklah begitu jauh jaraknya”. Demikianlah pentingnya mengambil barisan terdepan secepatnya diwaktu hari Jum’at. Didalam sebuah riwayat disampaikan lagi oleh Samurah r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda: “Datanglah selalu ke mesjid untuk sembahyang Jum’at dan duduklah selalu dekat dengan Imam, orang yang datang kemesjid untuk salat Jum’at paling belakang maka dia akan paling belakang pula masuk Surga, padahal dia berhak untuk masuk Surga”. Manusia banyak berbuat kebaikan. Akan tetapi jika ia lalai menunaikan salat Jum’at sehingga hatinya diberi noda maka kebaikannya itu lambat laun akan habis pula, sehingga ia luput tidak bisa masuk surga.” Dalam sebuah riwyat yang disampaikan oleh Hazrat Ubaid Bin Sawad r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda pada hari Jum’at: ”Wahai Jema’at orang-orang Muslim!! Sesungguhnya hari Jum’at ini telah dibuat oleh Allah swt sebagai Hari Ied bagi kalian. Maka mandilah selalu pada Hari ini dan barangsiapa yang mempunyai minyak wangi gunkanlah minyak wangi itu dan lakukanlah miswak (tooth brush) atau menyikat gigi.” Jadi, itulah perkara-perkara penting yang berkaitan dengan salat Jum’at yang harus selalu kita perhatikan baik-baik. Hazrat Masih Mau’ud a.s menambahkan dengan menjelaskan ayat berikut ini : ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ???????????? ?????????? ?????????? ?????????? ?????? ???????????? ???????? Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, dan telah Ku-lengkapkan nilkmat-Ku atasmu dan telah Ku-sukai bagimu Islam sebagai agama. (Al Maidah : 4) beliau bersabda: “Ayat tersebut mempunyai dua sisi, pertama Allah swt telah mensucikan kalian dan kedua Dia telah menyempurnakan Kitab Syari’at yakni Alqur’an. Beliau bersabda lagi, ayat ini turun kepada Hazrat Rasulullah saw pada Hari Jum’at. Seorang Yahudi berkata kepada Hazrat Umar r.a. pada hari ayat ini turun pasti merayakan Id tanda gembira. Hazrat Umar r.a. berkata : Hari Jum’at adalah memang hari Ied bagi kami. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa Hari Ied itu lebih afdal dari pada Hari-hari Ied lainnya, sebab hari itu jatuh pada hari Jum’at, dan pada hari Jum’at Hazrat Adam a.s. telah lahir dan ayat terakhir dari Alqur’an juga turun pada hari Ied yakni Hari Jum’at. Jadi kita telah mempercayai sebuah Agama yang sangat agung dari segala seginya. Dan Allah swt telah menyempurnakan segala-galanya bagi agama yang agung ini. Sehingga orang-orang Yahudi-pun terpaksa mengagumi dan menghormati ayat terakhir yang turun pada hari Ied itu. Jadi, Tuhan Yang telah menyempurnakan Agma ini dalam bentuk Alqur’anul Karim yang diturunkan kepada Hazrat Rasulullah saw, dan Tuhan-lah juga Yang telah menetapkan kewajiban-kewajiban yang sangat penting didalam Kitab itu dan memerintahkan untuk mengamalkannya. Maka untuk melaksanakan hukum-hukumnya itu hendaklah kita jangan menunjukkan sebarang kelalaian dan kemalasan. Semoga Allah swt selalu memberi taufiq kepada kita dan kepada anak keturunan kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu menepati kewajiban salat Jum’at sesuai dengan harapan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Amin !!! Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri |
KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMAAH & BILAMANA MENINGGALKANNYA
Banyak dari kita yang meremehkan shalat berjamaah. Oleh karenanya, melalui tulisan ini akan coba kami jelaskan mengenai hukum-hukum tentang wajibnya shalat berjama'ah, karena sebenarnya masalah ini adalah masalah yang teramat penting. Allah SWT banyak menyebut kata "shalat" dalam Al Qur'anul Karim. Ini menandakan begitu penting perkara ini. Allah SWT berfirman : *"Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."(Al Baqarah : 43) * Ayat mulia ini merupakan nash tentang kewajiban shalat berjamaah. Dan dalam surat An- Nisa' Allah berfirman yang artinya : *"Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serekat), maka hendaklah mereka dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan kedua yang belum shalat, lalu bershalatlah mereka denganmu , dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata
" (An Nisa' 102) * Pada ayat diatas Allah mewajibkan shalat berjamaah bagi kaum muslimin dalam keadaan perang. Bagaimana bila dalam keadaan damai ?!. Telah disebutkan diatas bahwa *"..dan hendaklah datang segolongan kedua yang belum shalat, lalu bershalatlah bersamamu
"*. Ini adalah dalil bahwa shalat berjamaah adalah fardhu 'ain, bukan fardu kifayah, ataupun sunnah. Jika hukumnya fardhu kifayah, pastilah gugur kewajiban berjamaah bagi kelompok kedua karena penunaian kelompok pertama. Dan jika hukumnya adalah sunnah, pastilah alasan yang paling utama adalah karena takut. Dan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: *"Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang akan menuntunku ke Masjid. " Ma-ka dia minta keringanan untuk shalat dirumah, maka diberi keringanan. Lalu ia pergi, Beliau memanggilnya seraya berkata: "Apakah kamu mendengar adzan ? Ya, jawabnya. Nabi berkata :"Kalau begitu penuhilah (hadirilah)!"* Didalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam tidak memberikan keringanan kepada Abdullah bin Ummi Maktum radhiyallahu 'anhu untuk shalat dirumahnya (tidak berjamaah) kendati ada alasan, diantaranya: Keadaan beliau buta. Tidak adanya penuntun ke Masjid. Jauh rumahnya dari Masjid. Adanya pohon-pohon kurma dan lain-lain yang ada diantara rumah beliau dan Masjid. Adanya binatang buas di Madinah. Tua umurnya dan telah lemah tulang-tulangnya. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wassallam telah bersabda : *"Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka." (Al Bukhari-Muslim) * Hadits diatas telah menjelaskan bahwa tekad Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam untuk membakar rumah-rumah disebabkan mereka tidak keluar untuk shalat berjamaah di masjid. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka. Ibnu Hajar berkata : *"Hadits ini telah menerangkan bahwa shalat berjamaah adalah fardhu 'ain, karena kalau shalat berjamaah itu hanya sunnah saja, Rasulullah tidak akan berbuat keras terhadap orang-orang yang meninggalkannya, dan kalau fardhu kifayah pastilah telah cukup dengan pekerjaan beliau dan yang bersama beliau." * Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata : *"Engkau telah melihat kami, tidak seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali ia seorang MUNAFIK yang diketahui nifaknya atau seseorang yang sakit, bahkan seorang yang sakitpun berjalan (dengan dipapah) antara dua orang untuk mendatangi shalat (shalat berjamaah di masjid). "Beliau menegaskan : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam mengajarkan kita jalan-jalan hidayah, dan salah satu jalan hidayah itu adalah shalat di masjid (shalat yang dikerjakan di masjid)." (Shahih Muslim)* Ibnu Mas'ud juga mengatakan : *"Barang siapa mau bertemu dengan Allah SWT di hari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukan-Nya. Allah SWT telah menetapkan jalan-jalan hidayah kepada para Nabi dan shalat termasuk salah satu jalan hidayah. Jika kalian shalat dirumah maka kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalian akan sesat. Setiap Lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju masjid, maka Allah SWT menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat dikalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat (berjamaah), kecuali orang munafik yang sudah nyata nifaknya. Pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan shaf."* Ibnu Mas'ud, Abdullah bin Abbas dan Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhum berkata : *"Barangsiapa yang mendengar adzan kemudian dia tidak mendatanginya tanpa udzur, maka tidak ada shalat baginya." Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata : "Tidak ada tetangga masjid kecuali shalat di masjid." Ketika ditanyakan kepada beliau : "Siapa tetangga masjid ?" Beliau menjawab : "Siapa saja yang mendengar panggilan adzan." Kemudian kata beliau : "Barangsiapa mendengar panggilan adzan dan dia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya, kecuali dia mempunyai udzur." * Meningggalkan shalat berjamaah merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekufuran, dan keluar dari islam. Ini berdasar pada sabda Nabi : *"Batas antara seseorang dengan kekufuran dan syirik adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim). "Janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia kafir."* Setiap muslim wajib memelihara shalat pada waktunya, mengerjakan shalat sesuai dengan yang disyariatkan Allah, dan mengerjakan secara berjamaah di rumah-rumah Allah. Setiap muslim wajib taat kepada Allah dan rasul-Nya, serta takut akan murka dan siksanya. Tidak bisa dipungkiri shalat berjamaah mempunyai beberapa hikmah serta kemaslahatan. Hikmah yang tampak adalah : Akan timbul diantara sesama muslim akan saling mengenal dan saling membantu dalam kebaikan, ketaqwaan, dan saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran. Saling memberi dorongan kepada orang lain yang meninggalkannya, dan memberi pengajaran kepada yang tidak tahu. Menumbuhkan rasa tidak suka / membenci kemunafikan. Memperlihatkan syiar-syiar Allah ditengah-tengah hamba-Nya. Sarana dakwah lewat kata-kata dan perbuatan. Hadits mengenai wajibnya shalat berjamaah dan kewajiban melaksanakannya di rumah Allah sangat banyak Oleh karena itu setiap mu-slim wajib memperhatikan, dan bersegera melaksanakannya. Juga wajib memberitahukan hal ini kepada anak-anaknya, keluarga, tetangga, dan seluruh teman-teman seaqidah agar mereka melaksanakan perintah Allah SWT dan rasul-Nya dan agar mereka takut terhadap larangan Allah dan rasul-Nya dan agar mereka menjauhkan diri dari sifat-sifat orang munafik yang tercela, diantaranya malas mengerjakan shalat.
Diambil dari : http://www.perpustakaan-islam.com/
Keutamaan Sholat Lima Waktu
Dari Abi Huroiroh sesungguhnya Rosulallohi SAW bersabda “ bagaimana pendapatmu (para sohabat) seandainya ada sungai di depan pintu salah satu dari kamu, lalu orang itu mandi di sungai itu setiap hari lima kali, apakah tersisa suatu kotoran darinya?. Para sohabat menjawab “tidak ada sedikitpun kotoran tersisa ”.
Nabi bersabda “ Seperti itulah perumpamaan sholat lima waktu, Alloh SWT melebur beberapa dosa hamba dengan (melakukan ) sholat lima waktu”.
Saudara – saudara hadits riwayat Sunan Nasai juz 1 halaman 230-231 tersebut di atas menerangkan bagaimana seorang hamba mendapat ampunan beberapa dosa lantaran sholat lima waktu yang selalu rutin dia lakukan.
Kalau disadari betul menurut ilmu agama, sebenarnya banyak hal yang dapat menjerumuskan anak Adam melakukan perbuatan dosa di mata Alloh SWT. Faktor yang menyebabkan terjadinya hal seperti demikian antara lain kekurangpahaman seorang hamba bahwa hal yang dilakukan merupakan sebuah dosa. Faktor lainnya adalah karena memang kepandaian syetan / iblis dalam menggoda anak Adam dengan membisikkan rayuan-rayuan maut menjadikan sebuah maksiyat tersasa lezat sehingga banyak orang yang terpikat.
Betapa senangnya seorang hamba yang ingin selalu dekat kepada Alloh SWT berharap ridho dan takut akan murkaNYA, ternyata dengan Sifat Maha Penyayang Alloh SWT berkenan mengampuni beberapa kesalahan lantaran sholat wajib lima waktu.
Ini merupakan kefadholan, disamping sholat lima waktu merupakan amalan yang paling awal dikoreksi di akhirat sebelum amalan yang lain.
Betapa senangnya seorang hamba yang menyadari akan segala kekurangan dan kekhilafan menjadikan mudah melakukan kesalahan di mata Alloh SWT
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru. Misalnya, mungkinkah penemuan baru itu dilakukan oleh ulama islam?. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainny.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
Sesi pertanyaan
1. Manusia pada dasarnya diciptakan dimuka bumi ini sebagai khalifah, apabila manusia tidak pernah menjadi pemimpin apakah menyalahkan hakikat sebagai manusia? Dan mengapa sampai bisa orang itu mabuk atau membunuh ?( Tryan Erlangga )
1. Manusia pada dasarnya diciptakan dimuka bumi ini sebagai khalifah, apabila manusia tidak pernah menjadi pemimpin apakah menyalahkan hakikat sebagai manusia? Dan mengapa sampai bisa orang itu mabuk atau membunuh ?( Tryan Erlangga )
2. Kenapa al-Quran tidak menjelaskan secara rinci asal-usul kejadian manusia, tetapi al-Quran hanya menjelaskan prinsip-prinsip seperti apa yang dijelaskan oleh al-quran tentang manusia? ( Siti Anisa )
3. Kenapa makhluk gaib memiliki kelebihan yang lain tetapi manusia tidak bisa seperti itu ? dan apakah dajal dapat disebut sebagai khalifah ? ( Mega Cari )
4. Kenapa zahir ayat yang menyatakan bahwa allah itu menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki allah pasti akan terwujud seketika ? ( Rizal Taufik )
5. Adakah ilmu selain dari ilmu Allah ? ( Rida Dwi Maharani )
6. Apakah matematika, ilmu pengetahuan sosial, fisika termasuk ilmu Allah ? ( Dimas Ramadani )
Jawaban
1. Sebetulnya manusia hanya meneruskan ajaran allah dan manusia itu berada dalam posisi di tengah-tengah manusia bisa menjadi positif dan manusia bisa menjadi negatif dan semua itu kembali pada dirinya masing-masing, tidak ada penentuannya dan manusia sendiri yang menentukan dia bisa menjadi pemimpin yang baik itu dengan tingkah laku dan segalanya yang dia perlihatkan. Orang bisa jahat karena kurang keimanan dan ketakwaannya pada allah swt.
2. Karena dalam Al-Quran hanya menjelaskan prosesnya saja, hal tersebut bisa terungkap “ Kemudian Kami jadikan dia ( Adam ) , dan Allah meniupkan padanya ruhNya dan Allah menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati namun sedikit sekali antara kamu bersyukur”. ( As-Sajadah : 9 ) dan terungkap juga surat Nuh : 17, Ash-Shafaat : 11, Al-Mukminuun : 12-13, Ar-rum : 20, Ali Imran : 59, As-Sajadah : 7-9, Al-Hijr : 28, dan Al-Hajj : 5.
3. Sebenarnya manusia itu sudah diberi kelebihan dan manusia juga sebagai makhluk yang mulia dimata Allah dibanding dengan makhluk lainnya. Tidak akan ada Dajal yang menjadi khalifah,karena tidak meneruskan ajaran Allah. Dan dajjal sebagai tanda akan terjadinya kiamat kubro dan dia akan keluar untuk menandakan akan datangnya kiamat tersebut.
4. Karena segala sesuatu yang dikehendaki Allah akan terwujud dan terwujudnya mengalami proses. Misalnya: pertemuan antara permatozoa dengan ovum akan menghasilkan bayi. Sebelum bayim itu lahir kedunia mengalamin beberapa tahap atau proses seperti diberikannya ruh, dan pembentukan-pembentukan bentuk tubuh. Dan contoh lain adalah buah mangga bisa ada dengan cara pada pohon itu terjadi bunga dan dari bunga baru menghasilkan buah.
5. Tidak ada ilmu selain ilmu Allah,maksudnya hanya ilmu-ilmu yang bermanfaat dan ilmu tersebut menuju ajaran Allah Swt,oleh sebab itu apabila ada ilmu yang menjadikan manusia jauh dari ajaran Allah maka itu disebut bukan ilmu Allah. contohnya Animisme, Dinamisme, ilmu Santet, dan semua ilmu sesat.
6. Termasuk apabila dengan belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial maupun fisika tersebut kita dapat mengenal dan mendekatkan diri pada Allah.
Jumat, 06 November 2009
TIPS-TIPS BELAJAR SUKSES
Tips-Tips Belajar Sukses:
1. Tentukan waktu belajarmu sesuka hatimu,pilihlah waktu yang tepat dimana anda dalam keadaan kondisi fresh. Waktu yang baik malam hari dan menjelang subuh.
2. Pilihlah tempat yang menurut anda nyaman untuk belajar.
3. Usahakan pilih tempat yang tenang.
4. Konsentrasikan pada 1 buah buku saja untuk belajar agar konsentrasi anda tidak bercabang.
5. Usahakan konsentrasi anda dalam belajar tidak terganggu.
6. Pilhlah mata pelajaran sesuai jadwal mata pelajaran anda di sekolah.
7. Jangan memilih pilih mata pelajaran yang anda tidak menyukainya.
8. Jika mata pelajaran sulit,jangan menyerah cobalah sekali lagi sampai bisa,
9. Jika masih mata pelajaran masih terlalu sulit,tanyakan pada orang yang lebih pintar.
10. Belajar itu mudah jika ada niat pada diri anda.
SELAMAT MENCOBA?????
Langganan:
Postingan (Atom)